Indahnya Menjadi Hamba yang bersyukur

Kawan, pernahkah kau lihat indahnya lautan atau samudera yang membentang luas. Subhanallah, sangat luas. Sungguh sangat luas. Luas biasa. Tapi, tunggu dulu, tak akan pernah kau menyangka bahwa ternyata kasih sayang Allah lebih luas dari samudera itu, bahkan lebih luas lagi daripada luasnya langit dan bumi beserta isinya.

Kasih sayang-Nya tak akan ada yang terlewatkan bagi kita sebagai manusia. Tapi mengapa masih banyak manusia yang tak tahu diri. Jangankan tahu (baca: faham-memahami) orang lain, diri sendiri aja nggak tahu. Yupz. Peduli orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia di bumi Allah ini. Karena Allah pun memberikan contoh lewat makhluk-makhluknya yang bertebaran di bumi. Lihatlah semut yang saling bertemu dengan menyengajakan berhenti sejenak untuk menyapa temannya yang lain. Allahu akbar!!!
           
sumber : google.co.id
Coba kita tengok burung merpati yang saling memberi makanan di atas sarang yang berada di atas pohon. Begitu juga monyet yang tak jarang berbagi pisang yang ia dapatkan pada monyet yang lain. Atau masih ingatkah kita sewaktu belajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saat SD. Ada jenis simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan antara dua binatang.

Masih saya ingat beberapa contoh simbiosis mutualisme, bagaimana seekor kerbau dengan burung jalak yang saling menguntungkan. Sang burung jalak memakan kutu-kutu yang memenuhi di tubuh kerbau yang notabene merupakan makanannya sehingga ia merasa diuntungkan karena tidak kehilangan makanan. Begitu juga dengan kerbau, ia terbantu karena kutu-kutu di badannya semakin berkurang sehingga tidak merasa gatal.
            
Masih banyak lagi contoh-contoh kehidupan antar makhluk hidup yang menunjukkan saling berkasih sayang satu sama lain. Ikan hiu dengan remora, kupu-kupu dengan bunga, dan lain-lain. Lalu bagaimana kita dengan sesama manusia??? Apakah kita sudah menjadi insan yang saling berkasih sayang dengan insan yang lainnya??? Ente gmane??? Tak usah kau jawab, cukup direnungkan dalam hati dan direnungkan dengan hati dalam-dalam!!!
          
Yuk...kita lihat gimana kasih sayang Allah kepada kita. Kita liat diri kita aja deh, nggak usah jauh-jauh. Banyak banget nikmat yang Allah kasih buat kita mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kita punya mata yang jumlahnya cuma dua. Ya memang dua, alhamdulillah kita masih diberikan mata, semoga saudara-saudara kita yang belum beruntung diberikan ketabahan. Kita punya mata dua dengan posisi matanya ada di bagian depan, bukan di belakang di bagian punggung apalagi di bagian bawahnya punggung (maaf sensor).

Nggak kebayang kan, iiih...masa mata ada disitu. Kita dikasih telinga yang jumlahnya dua juga, letaknya di pinggir pada bagian kepala. Telinganya bisa nilep (nggak keras kayak tulang) jadi bisa tidur dengan nyaman kan?! Coba kalau telinga kita tersusun dari tulang keras, wuihh gimana jadinya tuh kalau lagi tidur...sereeem dah, nggak bisa tidur,ckckck. Tapi alhamdulillah telinga kita sudah didesain sedemikian rupa oleh sang Pencipta dengan sangat sempurna. Subhanallah...!
         
Terus, hidung kita punya dua lubang yang posisi lubangnya ke bawah bukan keatas. Coba kalau lubangnya ke atas, gimana jadinya??!! Kalau lagi musim hujan, bisa berabe kita....hehe. Bukan sibuk ngangkatin jemuran, malah sibuk mayungin hidung. Kalu nggak cepet-cepet ditutupin bisa kebanjiran. Ente bakalan sibuk dah ngurusin tuh hidung tiap hari. Mesti dicuci supaya nggak rusak. Hmmm...subhanallah Allah memang Maha Indah dan Maha Kuasa.

Lalu, kita punya gigi yang pertumbuhannya terhenti sesuai kehendak Allah. Gigi kita kan nggak numbuh terus kayak rambut kita, bayangin kalau gigi kita tumbuh terus nggak ada berhenti-berhentinya. Gigi yang dari atas panjang ke bawah, gigi bawah panjang ke atas, ckckck udah mirip mutan aja. Alhamdulillah kita nggak kayak gitu. Masih banyak lagi organ-organ yang ada pada tubuh kita yang kalau kita renungkan, akan menghantarkan diri kita menjadi insan yang bersyukur dan tidak ada istilah sombong dengan diri sendiri. Karena segala yang ada pada diri kita semata-mata merupakan pemberian dari Allah. Sehingga yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana caranya mensyukuri segala nikmat Allah yang tiada terkira ini.
          
Sebuah keterangan (hadits kalau nggak salah) menyatakan bahwa "barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya". Artinya semakin kita mengenali diri kita, potensi diri kita, keberadaan diri kita, tujuan kita ada di dunia, dan segala hal terkait dengan penciptaan kita maka akan bermuara pada sebuah titik dimana kita akan mengenal Tuhan kita. Mengenal bukan arti yang dangkal, hanya kenal sebatas luarnya saja, tetapi mengenal lebih dalam lagi Dzat Allah ar-Rahman ar-Rahim. 
          
Maka, kenalilah segera diri kita. Temukan potensi diri kita untuk bisa optimal dalam bersyukur pada Allah. Karena Allah telah memberikan semua pemberian bagi kita dengan tujuan yang baik. Alangkah dzolimnya diri kita, jika segala pemberian Allah dan dengan segala potensi yang ada padanya disia-siakan begitu saja di dunia. Lalu dimana letak syukur kita??? Kemana rasa terima kasih kita kepada-Nya??? Itulah karenanya Nabi Adam As memanjatkan do'anya yang sangat kita kenal,
"Robbana dzolamna anfusana waillam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin" yang artinya " Ya Tuhan kami, kami telah dzolim terhadap diri kami maka ampunilah kami dan rahmatilah kami agar tidak termasuk orang-orang yang merugi."
       
Setelah itu, bersyukurlah kepada Allah. Dengan apa??? Dengan mengikuti segala apa yang Dia inginkan atas diri kita. Allah menciptakan dua mata untuk kita, tidak lain keinginan dan tujuan Allah agar kita rajin membaca ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun kauliyah. Mata yang bersyukur digunakan untuk tilawah, melihat keindahan alam, melihat yang baik-baik sehingga timbul rasa syukur kita pada Allah. Allah memberi dua telinga agar kita rajin mendengan tausiyah yang menyejukkan hati dan menambah ilmu.

Mendengarkan suara adzan yang kemudian membuat kita bersegera menghadap Allah. Begitu juga dengan dua kaki yang seharusnya dilangkahkan untuk senantiasa berada dalam jalan yang lurus untuk mencari keridhoan Allah. Tangan yang digunakan untuk mencari rezeki dengan cara halal, memberi makan dan minum anak yatim, bersedekah, dan lain sebagainya. Dan segala yang ada pada tubuh kita hendaknya didayagunakan untuk sebuah kebaikan, sehingga Allah akan menilai kita sebagai hamba yang bersyukur. Syukur memang mudah diucapkan, tapi sulit diimplementasikan. Karena membutuhkan kesabaran dan kekonsistenan (baca: istiqomah). Kecuali jika kita mengazzamkan diri dan terus berikhtiar dengan mencari sebab-sebab yang menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur. 
          
Makanya gaul dong!!! :D. Ya. Bergaullah dengan orang-orang yang pandai bersyukur niscaya engkau akan lebih mudah dan terlatih untuk bersyukur. Hingga suatu saat kau akan melihat tanda-tanda kesyukuran itu menyelimuti dirimu. Tak mengenal waktu, tempat, sendiri atau berkelompok, siang atau malam, semuanya tidak akan menjadi batasan bagi hamba yang bersyukur untuk terus melampiaskan rasa syukurnya kepada Dzat yang telah menghidupkan dan memberi kehidupan lebih bermakna. Semoga kita terus melatih diri kita untuk terus mensyukuri nikmat dan pemberian Allah, sehingga kita termasuk kepada golongan hamba-hamba Allah yang bersyukur. Amiin.


Asrama Perjuanganku, Al-Izzah
Selasa, 27 September 2011 00.24 WIB
Share on Google Plus

About Muhamad Saepudin

Saya hanyalah seorang penikmat blog dan pembelajar kehidupan. Semoga pembelajaran kehidupanku bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat membaca dan belajar dari kehidupan.

2 comments:

herizal alwi said...

Indahnya hidup saling ingat mengingati...
Orang-orang mukmin itu bersaudara dan senantiasa memperbaiki dan memperelokkan persaudaraan mereka daripada masa ke semasa. Janganlah ada di dalam hati-hati kita ini walau sedikitpun rasa tidak baik yakni niat jahat kepada sesama kita. Walaupun adakalanya kita memandang daripada sudut yang berbeza, hakikatnya hanya Allah SWT sahaja yang Maha Mengetahui. Marilah kita sama-sama berdoa:

Rabbana dzolamna anfusana waillam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khorsirin;
Rabbanagh firlana zunubana, waliikhwaninallazina sabuna bil iman, wala taj’al fi qulubina ghillallillazina amanu, Rabbana innaka Raufur Rahim;
Rabbana la tuzigh qulubana ba’da izhadaitana wahab lana minladunka rahmah, innaka antal wahhab;
Rabbana hab lana min azwajina wa zurriyatina qurrata a’yun, waj’alna lilmuttaqina imama;
Rabana la taj’alna fitnatal lilqaumiz dzolimin, wa najjina birohmatika minal qaumil kafirin;

Ya Allah, sesungguhnya kami bermohon pertolongan Mu, kami meminta ampun kepada Mu, kami memohon petunjuk dari
Mu, kami beriman kepada Mu, kami berserah kepada Mu dan kami memuji Mu dengan segala kebaikan, kami mensyukuri dan tidak mengkufuri Mu, kami melepaskan diri daripada sesiapa yang durhaka kepada Mu.
Ya Allah, Engkau yang kami sembah dan kepada Engkau kami bersalat dan sujud, dan kepada Engkau jualah kami datang bergegas, kami mengharap rahmat Mu dan kami takut akan azab Mu kerana azab Mu yang sebenar akan menyusul mereka yang kufur.
Ya Allah, Muliakanlah Islam dan masyarakat Islam. Hentikanlah segala macam kezaliman dan permusuhan, Bantulah saudara-saudara kami di mana sahaja mereka berada. Angkatlah dari mereka kesusahan, bala, peperangan dan permusuhan.
Ya Allah, selamatkanlah kami dari segala keburukan dan janganlah Engkau jadikan kami tempat turunnya bencana, hindarkanlah kami dari segala bala kerana tidak sesiapa yang dapat menghindarkannya melainkan Engkau, ya Allah.

Rabbana atina fid dunya hasanah, wafil akhirati hasanah, waqina ‘azabannar;

Allahummakhtim lana bihusnil khotimah, bikalimati la ilaha illallah, wala takhtim ‘alaina bisuil khotimah.

Allahu A’lam Bissawab. Wassalamu’alaikum.

Muhamad Saepudin said...

Betul Pak Herizal Alwi. semoga kita selamat dunia dan akhirat